18 Mei 2009

KeUnGgUlAn SmK

Memang, ada harapan besar pendidikan kejuruan (SMK) mampu meningkatkan daya saing lulusan di dunia kerja atau berwirausaha. Tidak kalah penting adalah harapan SMK juga mampu mengangkat dan mengembangkan potensi keunggulan lokal. Tentunya, harapan ini membutuhkan dukungan potensi daerah dan pemerintah yang juga besar.

Barangkali, belum banyak daerah yang mampu mengarahkan pendidikan kejuruan untuk mengangkat potensi lokal ini, terutama kekayaan alam, perekonomian, dan pariwisata. Di Malang Raya, bisa dikata jumlah SMK yang berbasis keunggulan lokal masih belum sebanding dengan potensi kekayaan (alam) yang ada. Di Kota Batu, ada SMKN 2 yang memiliki program keahlian pertanian. Di Kota Malang, beberapa keahlian kerajinan kriya sudah menjadi program keahlian di SMKN 5. Sementara di Kabupaten Malang, dengan potensi sumberdaya alam lebih besar, juga hanya memiliki SMKN 1 Pujon dengan program keahlian unggulan Budidaya Ternak, Teknik Pengolahan Hasil Ternak, Agroindustri, dan Kesehatan Hewan. Terdapat pula SMKN 2 Turen dengan program keahlian Budidaya Ikan Air Tawar, Nautika Kapal Penangkapan Ikan, dan Teknika Perikanan Laut.
SMKN 1 Pujon memang didukung dengan potensi alam yang sangat baik untuk usaha peternakan yang setiap hari dikembangkan para petani. Sementara, SMKN 2 Turen juga dikelililingi para petani ikan air tawar di wilayah kecamatan Wajak, Sananrejo dan Gondanglegi.
“Rencananya kami mungkin akan mengembangkan sentra pembinaan budidaya ikan air tawar kepada kelompok masyarakat petani tambak di daerah Turen, Gondanglegi, dan Wajak. Kompetensi yang diberikan pada program keahlian budidaya ikan air tawar adalah pembenihan dan pembesaran ikan, pengolahan pakan ikan di kolam sekolah maupun tambak-tambak petani,” terang kepala SMKN 2, Didik Indratno MPd.
Meski demikian, keberadaan SMK berbasis potensi dan keunggulan lokal ini tidak serta merta didukung dengan infrastruktur memadai seperti lahan tambak maupun yang ada di pantai atau laut. Dikatakan Didik, karena tambak-tambak kecil umumnya milik perorangan dan sebagai home-industri kompetensi keahlian taruna SMKN 2 kurang bisa diterapkan dengan baik.
“Peralatan yang ada di lokasi (tambak ataupun laut) kurang memadai untuk sarana praktik. Di pantai Sendang Biru, misalnya, peralatan penangkapan ikan yang dipakai masyarakat cenderung tradisonal dan kurang standar sehingga terkadang menyulitkan taruna mengembangkan kompetensi keahliannya,” ungkapnya.
Didik juga menyesalkan masih belum adanya pangkalan pelabuhan atau pengolahan hasil penangkapan ikan yang bagus di Kabupaten Malang. Padahal, potensi alam kelautan di beberapa pantai yang dimiliki sangat besar. Mestinya Kabupaten Malang bisa meniru daerah lain seperti Kabuaten Lamongan, Banyuwangi, dan Probolinggo.
Selain potensi kelautan, masih banyak terhampar potensi sumberdaya alam lain seperti kehutanan, perkebunan, dan pertanian. Masih banyak peluang didirikannya SMK dengan program keahlian yang mampu mengembangkan potensi-potensi lokal ini. min-KP












0 komentar:

comment